Pengamat: RI-ASEAN Harus Cegah Bola Liar Nuklir akibat AUKUS

  • citakaltara.2020
  • Kamis, 07 Oktober 2021 18:55
  • 67 Lihat
  • Internasional

CK.CITAKALTARA.COM  07 Oktober 2021

INTERNASIONAL

Suasana KTT ASEAN, Presiden Jokowi Hingga Sultan Brunei Bahas Situasi di  Myanmar - Tribunnews.com Mobile

Jakarta -- Pengamat hubungan internasional menganggap Indonesia dan negara-negara ASEAN harus mencegah "bola liar nuklir" akibat perjanjian AUKUS antara Australia, Inggris, dan Amerika Serikat.

"Indonesia dan ASEAN harus mencegah bola liar nuklir melalui konferensi tingkat tinggi bulan depan," ujar pengamat hubungan internasional dari Universitas Pelita Harapan, Aleksius Jemadu,

Aleksius mengatakan bahwa negara-negara Asia Tenggara lebih membutuhkan kerja sama ekonomi ketimbang nuklir untuk menjaga stabilitas kawasan saat ini.

BACA JUGA : China Larang Transaksi Mata Uang Kripto,Harga Bitcoin Anjlok

BACA JUGA : Warga Desa Di China Dibayar Rp.214 Jt Agar Punya Anak

Dengan demikian, Aleksius menganggap ASEAN harus membahas masalah tersebut secara serius di KTT ASEAN yang rencananya bakal digelar pada 26-28 Oktober mendatang.

Lebih lanjut, Aleksius mengatakan bahwa jika Australia memiliki kapal selam bertenaga nuklir dalam jumlah cukup besar,  perimbangan kekuatan di kawasan akan terganggu dan memancing negara lain untuk menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.

"Bila diikuti Jepang dan India dalam menghadapi ancaman China, maka kawasan Indo-pasifik menjadi tidak stabil," ucapnya.

Belakangan ini, kawasan Indo-Pasifik gempar karena kesepakatan AUKUS. Berdasarkan kesepakatan itu, Australia akan membangun 8 kapal selam bertenaga nuklir dengan transfer teknologi dari AS dan Inggris.

Sejumlah negara Asia Tenggara turut merespons. Negara seperti Indonesia dan Malaysia mengkhawatirkan kesepakatan itu sebab akan mengganggu stabilitas kawasan dan memicu perlombaan senjata.

Sementara itu, Filipina dan Singapura mendukung kekuatan baru tersebut. Filipina bahkan menilai AUKUS diperlukan untuk menjaga keseimbangan kekuatan di kawasan tersebut.

Beberapa pihak menganggap AUKUS merupakan upaya untuk mengimbangi kekuatan China di Indo-Pasifik. Aleksius sepakat dengan anggapan ini.

"(AUKUS) itu mengimbangi China yang semakin mendominasi Asia di bidang ekonomi dan diikuti dominasi militer untuk melindungi ekonomi tersebut," katanya.

Aleksius lantas mengungkapkan salah satu langkah yang mungkin bisa ditempuh agar kekuatan di Indo-Pasifik seimbang usai AUKUS.

Menurutnya, Amerika Serikat dan China harus segera mengadakan KTT untuk menyepakati prinsip-prinsip tatanan regional.

"Itu cara terbaik untuk kendalikan perlombaan senjata di kawasan ini," ucap Aleksius.

 

 

Komentar

0 Komentar