Indonesia Dorong Inggris Dukung Akses Vaksin yang Setara dan Adil
- Administrator
- Sabtu, 10 April 2021 12:06
- 62 Lihat
- Internasional
Ck.CitaKaltara.Com 10 April 2021
Internasional
Menlu RI, Retno L.P. Marsudi
JAKARTA, 8 April 2021 – Menlu RI, Retno L.P. Marsudi menghadiri ASEAN-UK Open Ended Troika Dialogue yang dilakukan secara virtual pada tanggal 8 April 2021. Dalam pertemuan, Menlu RI sampaikan pentingnya upaya bersama untuk dapat atasi pandemi, termasuk kerjasama dengan Inggris.
“Kita harus terus mengamankan akses dan distribusi vaksin yang setara. Sebagai negara produsen vaksin, Inggris memainkan peran penting dalam memastikan kelancaran distribusi dan suplai vaksin untuk semua negara. Dalam jangka panjang, kita harus terus menyuarakan multilateralisme vaksin dan membangun ketahanan kesehatan regional dan global,” tegas Menlu RI dalam pertemuan tersebut.
Saat ini baru tersedia 16,8 juta dosis vaksin untuk 600 juta penduduk ASEAN, atau hanya 3 persen. Masih banyak yang hatus dilakukan negara ASEAN untuk atasi pandemi.
Dalam pertemuan yang dihadiri Menlu Inggris, Dominic Raab, dan Menlu serta pejabat tinggi dari negara-negara anggota ASEAN, Menlu RI juga mendorong kerja sama Inggris dengan ASEAN di berbagai bidang, termasuk pemulihan ekonomi dan perubahan iklim.
Dari sisi ekonomi, terdapat potensi kerja sama sangat besar antara ASEAN dan Inggris. Total nilai perdagangan antara keduanya di tahun 2019 adalah USD 52 miliar, lebih besar dari perdagangan Inggris dengan Jepang, India, atau Korsel. Inggris juga menjadi investor terbesar ketiga di ASEAN dari Eropa.
“Angka-angka ini menunjukkan adanya peluang bagi ASEAN dan Inggris untuk meningkatkan upaya menuju pemulihan. Guna mencapai hal ini, kita juga harus mengatasi hambatan perdagangan antara negara-negara ASEAN dengan Inggris, misalnya melalui program fasilitasi perdagangan,” kata Menlu Retno. Ke depan, imbuhnya, kerja sama itu dapat diperluas mencakup area-area lain yang menjadi kepentingan bersama, seperti ekonomi digital, layanan keuangan, dan energi baru dan terbarukan.
Kerja sama ASEAN dengan Inggris juga perlu didorong dalam isu perubahan iklim. Sebagai kawasan yang rawan bencana, ASEAN memiliki perhatian besar terhadap dampak merusak perubahan iklim. Jika tidak diatasi, perubahan iklim dapat menggerus 11 persen PDB kawasan. Oleh karena itu, upaya memulihkan ekonomi dari pandemi harus dibarengi dengan upaya mengatasi perubahan iklim.
Terkait situasi di Myanmar, Menlu Retno tekankan kembali bahwa kekerasan harus dihentikan untuk mencegah terus berjatuhannya korban dan demokrasi harus ditegakkan kembali. ASEAN harus menjadi kawasan yang aman, stabil, dan damai.
“Saya dengan jelas sampaikan bahwa ASEAN hanya ingin mengulurkan bantuan untuk mengatasi situasi di Myanmar. Hanya dengan begitu, kita sebagai keluarga dapat mencapai kemakmuran bersama,” tutup Menlu RI.
Negara-negara anggota ASEAN apresiasi atas peran Inggris dalam COVAX Facility yang berkontribusi terhadap suplai vaksin di kawasan dan dukungan Inggris pada ASEAN Covid-19 Response Fund. ASEAN juga mendorong kerja sama digital sebagai upaya pemulihan ekonomi serta mendukung keketuaan Inggris pada COP 26.
Menlu Raab memandang ASEAN sebagai mitra penting dan menyambut baik usulan kerja sama dari ASEAN di bidang maritim, lingkungan, pemulihan ekonomi, dan digitalisasi. Inggris selaku ketua G7 tahun ini mengharapkan dukungan ASEAN dan mengundang kehadiran Sekjen ASEAN dan Brunei. Terkait Myanmar, Menlu Raab juga sampaikan keprihatinan akan meningkatnya kekerasan dan mengakui peran khusus ASEAN dalam menyelesaikan masalah ini.
Pertemuan telah menghasilkan Chairman’s Press Release on the ASEAN-United Kingdom Open-Ended Troika Meeting yang memuat komitmen kerja sama dalam membangun science-based green recovery dan pendanaan terkait ekonomi hijau. Untuk melanjutkan kerja sama dalam pemulihan ekonomi dengan melibatkan pelaku bisnis dari kedua pihak.
Pertemuan ASEAN-UK Open-Ended Troika Dialogue diinisiasi oleh Brunei selaku Ketua ASEAN saat ini. Troika terdiri dari Brunei, Sekjen ASEAN, dan Kamboja selaku Ketua ASEAN tahun depan.
(Sumber: Kementerian Luar Negeri)