Aksi Bom Bunuh Diri Di Katedral Makasar Diduga Jaringan JAD Berafiliasi ISIS, Berikut Pola Kerjanya
- Administrator
- Senin, 29 Maret 2021 10:36
- 55 Lihat
- Nasional
Ck.CitaKaltara.Com 29 Maret 2021
Nasional,Makasar
Polisi Masih Berjaga di kawasan Gereja Katedral Makassar, Minggu (29/3/2021).
Jakarta, Ck.Com – Jika benar terduga teroris yang melakukan bom bunuh diri di pintu gerbang Katedral Makasar adalah terkait dengan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD)
BERIKUT pola kerja dari JAD menurut mantan Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, saat ini menjabat sebagai Kapolda Kalimantan Tengah menyebut bahwa JAD adalah pecahan dari JI, dan berafiliasi dengan ISIS yang dipimpin Abu Bakar Al-Baghdadi
Kemudian pelakunya bisa pria maupun wanita, dan perekrutan kadernya menggunakan sosial media. Selain itu korbannya acak alias banyak warga sipil. Pengumpulan dananya salah satunya lewat kotak amal. Jika pemimpin JAD ditangkap sangat mudah untuk dilacak dan ditelusuri jejak rekan-rekan JAD lainnya. Seperti penangkapan jaringan JAD selama Pebruari – Maret 2021, Makassar (Sulsel) Jawa Timur, Tangerang, Lampung, Sumatera Barat, dan Deli Serdang (Sumatera Utara).
Kemungkinan lainnya, masuk jaringan JAD siapa saja bisa masuk, seperti FPI yang ditangkap di Makassar. Sebelum aksi mereka kerap mudah dideteksi dengan mudah oleh aparat. Karena memformat dirinya dalam berbagai kelompok organisasi yang sudah diketahui tim Densus 88 mabes Polri.
Sementara saudaranya yang lebih tua dari JAD, yaitu Jamaah Islamiyah (JI), berafiliasi dengan Al-Qaeda, organisasi teroris internasional yang berdiri sejak tahun 1988 dan dipimpin Osama Bin Laden dan kini dilanjutkan Ayman Al-Zawahiri. Sekutu Al-Qaeda di antaranya adalah Taliban, Boko Haram dan Abu Sayyaf.
Perekurtan kader di JI, ada tim khusus, sebabnya JI tidak memiliki pola penyerang tunggal (lone wolf). Aksi JI selalu menyasar orang asing. Pola kaderisasi JI juga lebih ketat. Ketika salah satu pimpinannya tertangkap, maka sel organisasi dihapuskan.
Sedangkan JAD dominan menggunakan sosial media dalam perekrutan sehingga tercipta lone wolf untuk beraksi di Indonesia.
Untuk saat ini kegiatan JI hanya fokus pada rekrutmen, mereka mencari kader banyak untuk dilatih intelijen dan militer, tegas Dedi.