Speedboat Ditembak, Motoris dan ABK Dipukul Juga Dicambuk
- Administrator
- Senin, 15 Maret 2021 14:03
- 85 Lihat
- Hukum
Ck,CitaKaltara.Com 15 Maret 2921
Hukum,Nunukan
LAPOR : Hendra dan Wawan usai membuat laporan atas penganiayaan yang diduga dilakukan oknum aparat keamanan perairan di Perairan Sebatik.
NUNUKAN – Hendra dan Wawan dua warga Tarakan mengaku telah dianiaya oknum aparat keamanan perairan. Kejadian itu setelah Hendra dan Wawan tak menghiraukan panggilan dari oknum-oknum aparat keamanan saat melintas di Perairan Sebatik, Nunukan pada Rabu, 10 Maret 2021 lalu.
Diceritakan Hendra, sebelum kejadian Hendra dan Wawan akan kembali bertolak ke Tarakan sekitar pukul 17.30 WITA. Belum jauh dari pelabuhan Sebatik, ia dan rekannya diminta untuk menghentikan laju speedboatnya
“(Oknum TNI) memberikan lambaian saya tidak melihat dan fokus ke depan. Ketika melintas di Pos Polair Polres Nunukan, empat orang personel memerintahkan saya untuk berhenti,” tuturnya dalam laporan ke pihak kepolisian pada Ahad, 14 Maret 2021.
Arahan oknum kepolisian dan TNI yang memintanya untuk berhenti berakibat fatal. Speedboat Hendra dikejar, lalu dipaksa untuk berhenti dengan tembakan mengarah ke speedboat Hendra.
“Saya tetap fokus ke depan tidak mendengar karena suara gelombang dan ditakutkan ada kayu. Suara tembakan ke atas sekali dan mengarah ke speedboat sekali,” akunya dalam laporan itu.
Saat tembakan itu, diakuinya speedboat miliknya sudah dalam posisi pelan karena sadar speedboat oknum polisi sudah mendekat. Salah seorang oknum polisi langsung mempertanyakan mengapa speedboat tidak berhenti ketika diperingati dengan tembakan.
Jawaban Hendra yang begitu spontan dibalas dengan pukulan ke arah kaca speedboat miliknya. Hendra lantas membuka pintu speedboat dan tanpa diduga ia mendapatkan perlakuan kasar oleh salah seorang oknum polisi tersebut.
“Ketika masuk speedboat (oknum polisi) langsung mengambil kunci speedboat dan langsung memukul kepala saya. Di tangan (oknum polisi) sudah ada senjata api,” terangnya.
Setelah mendapatkan perlakuan kasar, Hendra lalu digiring ke speedboat oknum polisi yang mengejar. Di speedboat itu Hendra mengaku kembali dipukul lagi oleh oknum polisi yang sama, sehingga kepala Hendra mengeluarkan darah segar.
“Ketika kepala saya mengeluarkan darah, saya berhenti dipukul dan diminta untuk menutupi darah di kepala dengan baju saya,” sebutnya.
Tak hanya itu, rekan Hendra juga diminta untuk pindah ke speedboat oknum polisi itu. Wawan pun mendapat pemukulan oleh oknum polisi yang sama di bagian kepala, hingga merasa telinga berdenging dan mengeluarkan darah.
“Setelah itu saya dan ABK (Wawan) dibawa ke Pos Polair Polres Nunukan. Saya membawa speedboat saya dan ABK saya ikut di speedboat satunya,” terangnya.
Ketika sampai di pos, keduanya didatangi salah seorang yang diduga Hendra merupakan salah seorang komandan dari para personel itu. Lalu, komandan tersebut menasehati keduanya dengan memberikan beberapa pertanyaan singkat.
“Selain itu ada empat orang (oknum TNI) juga ikut bertanya. Saya jawab tidak lari dan tidak membawa barang berbahaya, melainkan hanya membawa ikan,” ucapnya.
Setelah menjawab pertanyaan tersebut, ia kembali mendapatkan pemukulan namun ia sudah tak melihat siapa saja yang memukul hingga kepalanya kembali mengeluarkan darah. Setelah dipukul, ia mengaku mendapatkan cambukan dengan selang.
“(Dicambuk) menggunakan selang kira-kira panjangnya 3 meter dengan dilipat dua. Ketika dicambuk saya dalam posisi tidak menggunakan baju,” tuturnya.
Setelah itu, ia dibawa oleh salah seorang oknum polisi dan memintanya untuk membersihkan darah yang terus mengalir di kepalnya menggunakan baju. Kata Hendra dalam laporannya, Wawan juga mendapatkan pertanyaan yang sama dan tidak menjawab seketika Wawan pun mendapatkan pukulan dan cambukan.
Kejadian yang dialami Hendra dan Wawan tersebut sudah dilaporkannya ke Polda Kaltara pada Kamis, 11 Maret 2021. Keduanya berharap dengan adanya laporan tersebut bisa segera diungkap kasus penganiayaan tersebut.
Editor : Sony